[JUARA 3] ECOSOSIOPRENEUR

SMKN 14 Jakarta

Penulis:

  • ANITA DWI UMAYAH
  • MESY RAMADHANI
  • SALMA IDHA HANIFAH
  • SILLA SRINUSA NUSYIRWAN
  • SOFI PEBRIANTY

Pengelolaan sampah merupakan salah satu isu krusial yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk Indonesia yang dimana salah satu contohnya terjadi di Daerah Tanah Tinggi. Peningkatan jumlah aktivitas ekonomi berkontribusi pada meningkatnya volume sampah organik, anorganik, maupun residu. Namun, berbagai kebijakan yang sudah dioperasikan oleh pemerintah sudah terealisasikan namun belum berjalan dengan efektif , yang lagi-lagi menjadi masalah atau hambatan dalam pencapain tersebut adalah karena kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk warga setempat yang masih kurang dalam hal kesadaran diri. Maka dari itu kami ingin membuat suatu solusi terkait hal

PENDAHULUAN

Pengelolaan sampah merupakan salah satu isu krusial yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk Indonesia yang dimana salah satu contohnya terjadi di Daerah Tanah Tinggi. Peningkatan jumlah aktivitas ekonomi berkontribusi pada meningkatnya volume sampah organik, anorganik, maupun residu. Namun, berbagai kebijakan yang sudah dioperasikan oleh pemerintah sudah terealisasikan namun belum berjalan dengan efektif , yang lagi-lagi menjadi masalah atau hambatan dalam pencapain tersebut adalah karena kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk warga setempat yang masih kurang dalam hal kesadaran diri. Maka dari itu kami ingin membuat suatu solusi terkait hal

RINGKASAN EKSEKUTIF

  • Serangkaian strategi dan rekomendasi kebijakan untuk memperkuat tata cara penanganan dan pengelolaan sampah yang fokus utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan mendorong partisipasi warga setempat untuk berkontribusi dalam program yang kami usulkan.
  • Kampanye/penyuluhan mengenai sampah yang kami usulkan bertujuan untuk mengangkat kesadaran masyarakat setempat agar tidak membuang sampah dan memilah sampah dengan mengelompokkan sampah organik anorganik, dan residu. Kemudian mengajak masyarakat untuk mengolah sampah sehingga bernilai ekonomis yang dapat digunakan kembali atau dijual
  • “Ecososiopreneur” merupakan gagasan yang kami usung dengan puncak acaranya berupa “Gerakan Festival Bazar” yang disebut dengan “Festbar”. Festbar bertujuan agar masyarakat dapat mengenalkan dan atau menjual produk hasil olahan sampah mereka. Dengan ini masyarakat dapat menyadari bahwa sampah juga bisa di daur ulang menjadi produk lain di antaranya, pupuk kompos, ecobrik, minyak jelantah yang diolah menjadi sabun dan lilin. Gagasan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk menghasilkan produk kreatif dari sampah yang diolah menjadi bernilai ekonomis dan bermanfaat sekaligus mendukung program tujuan Pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan mengurangi jumlah sampah

LATAR BELAKANG MASALAH

Permasalahan sampah di Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Pusat, Kecamatan Johar Baru, Kelurahan Tanah Tinggi. Sampah menjadi masalah yang cukup kompleks di lingkungan Tanah Tinggi. Bukti yang memperkuat pendapat ini bahwasannya diambil dari hasil wawancara yang dilaksanakan di hari Senin, 23 September 2024 bersama Dinas Lingkungan Hidup, Bu Mala selaku ketua Bank Sampah mengatakan bahwa “sampah yang dihasilkan dalam satu hari di kelurahan Tanah Tinggi sebanyak 2,3 Ton dan dalam sebulan dihasilkan sebanyak 73 Ton” terkait pengelolaan sampah ini menurut bu mala pemerintah sudah banyak menghimbau dan membuat banyak kebijakan atau program seperti, pemasangan jaring pada bagian hilir sungai, penyediaan sarana dan prasarana, gerakan door to door trashbag, bank sampah, magot, kompos, pengangkutan sampah terjadwal dan terpilah, dan gerakan jakarta sadar sampah. Yang lagi-lagi menjadi masalah atau hambatan dalam pencapain tujuan adalah karena kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk warga setempat yang masih kurang dalam hal kesadaran diri. Hal ini terus menjadi pertimbangan Dinas Lingkungan Hidup Johar Baru dalam hal menimbulkan kesadaran diri dari masing-masing warga setempat

Menurut Kompas.com Indonesia disebut negara paling malas di dunia, tentu hal ini berkaitan juga dengan kebijakan pemerintah yang masih belum efektif lantaran warga setempat yang malas dalam berkontribusi. Hasil dari

kurangnya kontribusi warga setempat terhadap kebijakan Dinas Lingkungan Hidup, menimbulkan dampak yang cukup serius. Jika diambil dari hasil wawancara kami yang dilakukan di hari Sabtu, 21 September 2024 mengatakan bahwa”Terjadinya banjir di wilayah Tanah Tinggi dan banyaknya warga setempat yang terjangkit penyakit demam berdarah (DBD) disebabkan karena banyaknya sampah hingga memenuhi bantaran sungai setempat”. Hal ini menjadi perhatian bagi kami untuk dapat berkontribusi dalam memunculkan kesadaran warga untuk bersama-sama mengatasi isu tersebut.

REKOMENDASI SOLUSI

“Ecososiopreneur” merupakan gagasan yang kami usulkan sebagai solusi masalah pengelolaan sampah. Adapaun rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu:

  • Penyuluhan/kampanye
    sosialisasi/kampanye edukasi kebersihan yang dilaksanakan pada minggu pertama di bulan pertama bertujuan membangun kesadaran masyarakat mengenai urgensi untuk tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah organik dan anorganik mendaur ulang sampah dengan benar. Kemudian, dalam sosialisasi ini, akan dijelaskan betapa buruknya dampak dari perilaku membuang sampah sembarangan terhadap lingkungan.
    • Praktik pengolahan sampah
      Dilakukan pada minggu keempat di bulan pertama dimana masyarakat bersama               sama melakukan/praktik mengolah sampah yang sudah dipilah dengan baik, benar dan nantinya memiliki nilai ekonomis.
    • Gerakan festival bazar “FESTBAR”
      Puncak dari program Ecososiopreneur, yang bertujuan memasarkan produk hasil pengolahan yang telah dilakukan bersama. Karenanya, program ini dapat juga dikatakan sebagai program “dari Masyarakat, oleh Masyarakat, dan untuk masyarakat”.

TAHAPAN IMPLEMENTASI

Implementasi kegiatan yang dijalankan akan dimulai dalam penentuan segmentasi tema/ identitas kegiatan semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian banyak orang/target dengan penyampaian materi yang jelas dan mudah dipahami masyarakat. Untuk mengimplementasikan      kegiatan Ecososiopreneur tersebut, maka dibutuhkan rencana implementasi seperti:

  • Perorganisasian: Menyusun struktur tim, mempersiapkan stand dan mendistribusikan tugas sesuai dengan program kami yaitu, “Ecososiopreneur”
  • Menentukan target: Melibatkan seluruh lapisan masyarakat sekitar sebagai pelaku program, serta target penurunan jumlah sampah organik dan anorganik minimal 50% karena telah diolah lebih lanjut. Selanjutnya target meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kegiatan FESTBAR.
  • Pelaksanaan: melaksanakan beberapa acara yang telah disusun, termasuk kegiatan yang dimulai dari sosialisasi/kampanye, untuk mengedukasi tentang mendaur ulang sampah-sampah organik dan anorganik. kemudian di akhir bulan kedua masuk ke kegiatan berikutnya yaitu “Gerakan Festival Bazar” untuk menjual hasil daur ulang sampah-sampah masyarakat yang      dikumpulkan selama rangkaian kegiatan Ecososiopreneur.
  • Monitoring dan Evaluasi: Mengawasi kemajuan implementasi dan melakukan evaluasi kegiatan “Ecososiopreneur” untuk menilai keberhasilan serta menemukan titik yang perlu diperbaiki serta dampaknya terhadap kebermaknaan program bagi masyarakat.
  • Penyempurnaan: Melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kompleksitas untuk période berikutnya.

REFERENSI

Prastiwi Mahar, Ihsan Dian. 2022. 5 Negara yang penduduknya paling malas di        Dunia,     Indonesia      Nomor     1. https://www.kompas.com/edu/read/202 2/10/05/083507671/5-negara-yang- penduduknya-paling-malas-di-dunia-

indonesia-nomor-1. Diakses pada 19 Oktober 2024.

slot gacorslot demoslot gacor 2024joker768togelmarket1togelmarket1togelmarket1togelmarket1slot gopayslot gopayslot deposit pulsa